Ada sejumlah faktor mendasar yang
dapat mengakibatkan harga saham naik ataupun turun. Secara umum,
faktor-faktor tersebut diklasifikasikan menjadi faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam
perusahaan.
Sementara faktor eksternal adalah
faktor yang bersumber dari luar perusahaan. Faktor ini bisa dibilang
sulit diatasi. Contohnya, adanya masalah-masalah berkaitan dengan
ekonomi makro. Dari kedua faktor tersebut, faktor eksternal lebih
dominan dalam memengaruhi harga saham. Untuk lebih jelasnya, bisa Anda
ketahui dari penjelasan di bawah ini.
1. Aksi Korporasi Perusahaan
Aksi Korporasi Memberi Andil bagi Perubahan Harga Saham via shutterstock.com
Aksi korporasi yang dimaksud di sini
berbentuk kebijakan yang diambil jajaran manajemen perusahaan. Dampaknya
dapat mengubah hal-hal yang sifatnya fundamental dalam perusahaan.
Contoh dari aksi korporasi adalah terjadinya akuisisi, merger, right issue, atau divestasi.
Kebijakan-kebijakan fundamental
tersebut secara otomatis akan memengaruhi harga saham di bursa. Sebagai
contoh, PT APA memutuskan untuk melakukan akuisisi terhadap PT ITU.
Berita tersebut akan menimbulkan sejumlah spekulasi sehingga para pemain
menganggap PT APA memiliki posisi yang lebih kuat daripada PT ITU.
Efeknya, harga saham PT APA akan mengalami kenaikan.
2. Proyeksi Kinerja Perusahaan pada Masa Mendatang
Kinerja Perusahaan yang Baik Memicu Kenaikan Harga Saham via shutterstock.com
Perkiraan terhadap performa/kinerja
perusahaan juga jadi salah satu yang turut memengaruhi fluktuasi harga
saham. Sebab performa perusahaan dijadikan acuan bagi para investor
maupun analis fundamental dalam melakukan pengkajian terhadap saham
perusahaan.
Di antara beberapa faktor, yang paling menjadi sorotan adalah tingkat dividen tunai, tingkat rasio utang, rasio nilai buku/Price to Book Value (PBV), earnings per share (EPS), dan tingkat laba suatu perusahaann.
Perusahaan yang menawarkan dividend payout ratio (DPR)
yang lebih besar cenderung disukai investor karena bisa memberikan
imbal balik yang bagus. Dalam praktiknya, DPR berdampak pada harga
saham. Selain itu, EPS juga turut andil terhadap perubahan harga saham.
EPS yang tinggi mendorong para investor untuk membeli saham tersebut
yang menyebabkan harga saham makin tinggi.
Tingkat rasio utang dan PBV juga
memberikan efek signifikan terhadap harga saham. Perusahaan yang
memiliki tingkat rasio utang yang tinggi biasanya adalah perusahaan yang
sedang bertumbuh. Perusahaan tersebut biasanya akan gencar dalam
mencari pendanaan dari para investor.
Meskipun demikian, perusahaan seperti
ini biasanya juga diminati banyak investor. Sebab jika hasil
analisisnya bagus, saham tersebut akan memberikan imbal tinggi (high return) karena ke depannya kapitalisasi pasarnya bisa meningkat.
3. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan Pemerintah Turut Memengaruhi Harga Saham via shutterstock.com
Kebijakan Pemerintah juga dapat
memengaruhi harga saham meskipun kebijakan itu masih dalam tahap wacana
dan belum terealisasi. Banyak contoh dari kebijakan Pemerintah yang
menimbulkan volatilitas harga saham, seperti kebijakan ekspor impor,
kebijakan perseroan, kebijakan utang, kebijakan Penanaman Modal Asing
(PMA), dan lain sebagainya.
Pemain saham tipe trader
biasanya sangat peka terhadap isu sensitif seperti ini untuk mengambil
keuntungan dengan melakukan spekulasi dalam aksi ambil untung trading harian.
4. Fluktuasi Kurs Rupiah terhadap Mata Uang Asing
Pergerakan Harga Saham Juga Tergantung Pergerakan Kurs via shutterstock.com
Kuat ataupun lemahnya kurs rupiah
terhadap mata uang asing sering kali menjadi penyebab naik turunnya
harga saham di bursa. Secara logika, ini sangat masuk akal. Konsekuensi
dari fluktuasi kurs tersebut bisa berdampak positif ataupun negatif bagi
perusahaan-perusahaan tertentu, khususnya yang memiliki beban utang
mata uang asing.
Perusahaan importir atau perusahaan
yang memiliki beban utang mata uang asing akan dirugikan akibat
melemahnya kurs. Sebab hal ini akan berakibat pada meningkatnya biaya
operasional dan secara otomatis juga mengakibatkan turunnya harga saham
yang ditawarkan. Sebagai contoh kasus adalah melemahnya kurs rupiah
terhadap dolar AS sering kali melemahkan harga-harga saham di Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG).
5. Kondisi Fundamental Ekonomi Makro
Efek dari Makro Ekonomi Juga Berimbas pada Harga Saham via shutterstock.com
Kondisi fundamental ekonomi makro juga memiliki dampak langsung terhadap naik dan turunnya harga saham, misalnya:
- Naik atau turunnya suku bunga yang diakibatkan kebijakan bank sentral Amerika (Federal Reserve).
- Naik atau turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan nilai ekspor impor yang berakibat langsung pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
- Tingkat inflasi juga termasuk dalam salah satu faktor kondisi ekonomi makro.
- Pengangguran yang tinggi yang diakibatkan faktor keamanan dan goncangan politik juga berpengaruh secara langsung terhadap naik atau turunnya harga saham.
Selain faktor itu, hubungan antara
tingkat suku bunga perbankan dan pergerakan harga saham juga sangat
jelas. Ketika suku bunga perbankan melejit, harga saham yang
diperdagangkan di bursa akan cenderung turun tajam.
Hal ini dapat terjadi karena beberapa kemungkinan:
- Pertama, ketika suku bunga perbankan naik, banyak investor yang mengalihkan investasinya ke instrumen perbankan semisal deposito. Dengan naiknya suku bunga tersebut, investor dapat meraup keuntungan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan bermain saham.
- Kedua, bagi perusahaan, ketika suku bunga perbankan naik, mereka akan cenderung untuk meminimalkan kerugian akibat dari meningkatnya beban biaya. Hal ini terjadi karena sebagian besar perusahaan memiliki utang kepada perbankan.
6. Rumor dan Sentimen Pasar
Ilustrasi Analisis Sentimen Pasar via shutterstock.com
Pasar saham ini sangat rawan akan
info-info manipulatif, berita, ataupun rumor. Sekadar isu saja yang
entah darimana sumbernya bisa saja berpengaruh terhadap kenaikan atau
penurunan harga saham. Misalnya, seorang CEO atau direksi perusahaan
tertentu membuat pernyataan yang negatif atau positif. Secara otomatis,
harga saham perusahaan yang bersangkutan akan dapat terkoreksi, baik
naik maupun turun secara tiba-tiba.
Oleh karena itu, para analis sering
kali menjadikan faktor ini menjadi pertimbangan tertentu sebelum
memutuskan untuk mengambil saham tersebut. Mungkin untuk kasus ini tidak
mudah diketahui para investor pemula saat mereka tidak jeli dalam
memerhatikan informasi internal yang berasal dari perusahaan.
7. Faktor Manipulasi Pasar
Ilustrasi Manipulasi Pasar via shutterstock.com
Manipulasi pasar saham juga kerap
terjadi dan bisa secara langsung berdampak pada naik atau turunnya harga
saham. Bagaimana ini bisa terjadi? Manipulasi pasar biasanya dilakukan
investor-investor berpengalaman dan bermodal besar dengan memanfaatkan
media massa untuk memanipulasi kondisi tertentu demi tujuan mereka, baik
menurunkan maupun meningkatkan harga saham.
Namun, manipulasi pasar ini biasanya
tidak bertahan lama. Karena perusahaan masih memiliki aspek-aspek
fundamental yang terekam di dalam laporan keuangannya yang bisa
digunakan untuk mengembalikan harga saham ke kondisi sebelumnya.
8. Faktor Kepanikan
Ilustrasi Panik via shutterstock.com
Faktor kepanikan ini juga bisa secara
langsung berefek pada fluktuasi harga saham. Ambil contoh kasus pada
tahun 2006, sewaktu muncul pemberitaan di media massa tentang meledaknya
salah satu pipa milik Perusahaan Gas Negara (PGN) akibat lumpur
Lapindo. Munculnya berita tersebut berdampak langsung pada harga saham
PGN yang memiliki kode saham PGAS. Sebab banyak investor menjual saham
PGAS.
Namun, setelah melakukan analisis
tentang meledaknya pipa tersebut, ternyata kejadian itu tidak
menimbulkan efek yang signifikan terhadap keseluruhan bisnis Perusahaan
Gas Negara (PGN). Akhirnya, sehari kemudian, harga saham PGAS mulai naik
kembali.
Selalu Waspada dan Jangan Lengah
Sebagai investor atau pemain saham,
sangat penting untuk terus memantau pergerakan harga saham. Dengan
mencermati faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, setidaknya
risiko-risiko yang bisa dihindari atau diantisipasi seminimal mungkin.
Kerugian yang ditanggung tidak sebesar bila sama sekali tidak tahu
tentang faktor-faktor tersebut. Jadi, selalu waspada dan jangan lengah.
0 Response to "Fator Dan Penyebab Naik Turunnya Harga Saham Didunia Investasi"
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan bijak dan tidak nyepam, terima kasih.